Dinas Kearsipan dan Perpustakaan

19 Desember 2021   222 kali  
Menghadirkan Bahagia di Hati Anak-anak Penyintas Erupsi Semeru
Menghadirkan Bahagia di Hati Anak-anak Penyintas Erupsi Semeru

 

Tanggal 19 Desember 2021 merupakan hari ke-15 pasca erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang. Pada hari ini, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Lumajang menggandeng Komunitas Pendongeng Lumajang, Biliknulis, Sanggar Pelangi. Penyandang Dana WALI (Wuling Almoz Indonesia) dan Bang Pur DPR RI Fraksi Golkar. Konselor Trauma Healing dari PPMI (Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia) melaksanakan kegiatan trauma healing untuk anak-anak penyintas erupsi. Acara ini bertempat di Hutan Bambu yang berada di Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.

Dihadiri oleh sekitar 150 anak penyintas erupsi Semeru, antara lain dari Dusun Umbulsari, Umbulrejo , Krajan, dan Banjarejo di Desa Sumbermujur. Sementara anggota tim yang berjumlah 15 orang berbagi tugas dalam melakukan proses healing. Beberapa tahapan yang sudah dipersiapkan yaitu, proses healing dengan kegiatan motorik kasar, motorik halus, dan relaksasi. Tak lupa juga bermacam sumbangan dari berbagai donatur seperti boneka, mobil mainan, kue, dan makanan ringan  dibagikan untuk anak-anak.

Pada pukul 09.30 WIB, kegiatan dimulai dan  mendapat respons positif dari warga penyintas.  Diawali dengan perkenalan dan penjelasan dari tim yang diwakili oleh Bunda Karmi dari Komunitas Pendongeng Lumajang, sehingga peserta mendapatkan gambaran tentang kegiatan yang akan diikuti. Kemudian dilakukan pembagian peserta menjadi dua kelompok untuk melakukan kegiatan motorik kasar dan motorik halus dengan durasi masing-masing 15 menit.

kegiatan menggambar pada kelompok motorik halus dilakukan oleh peserta untuk anak usia di atas tiga tahun. Kegiatan mewarnai dilakukan untuk anak usia di bawahnya. Dilakukan moving group agar kelompok yang awalnya melakukan kegiatan motorik halus, berganti menjadi kegiatan motorik kasar. Begitu pula sebaliknya. Hal ini bertujuan agar seluruh peserta mendapatkan kesempatan yang sama.

Kegiatan motorik kasar, dilakukan dengan cara melempar, merangkak, berjalan, berlari, dan melompat. Kegiatan ini bertujuan untuk memupuk rasa bahagia pada anak-anak dengan melakukan sebuah permainan. Ketika didampingi oleh para relawan dalam keadaan bahagia, mereka akan turut merasakan kebahagiaan sehingga hati bisa menjadi sedikit tenang.

Peserta mengikuti setiap kegiatan dengan antusias. Rekreasi jiwa untuk mengurangi dampak trauma rupanya menjadi hiburan bagi mereka. Tak hanya anak-anak, orang tua yang mendampingi juga merasa bahagia karena buah hati mereka bisa sedikit melupakan rasa takut pasca erupsi.

Salah satu anggota tim dari Biliknulis, Andy Shiven, sempat bertanya kepada seorang anak di grup motorik halus, “Kenapa gunung digambar dengan krayon merah?”

“Iya, karena gunungnya marah,” jawab sang bocah.

Menggambar bisa menjadi sebuah proses penyaluran emosi sehingga trauma yang dirasakan oleh penyintas erupsi bisa sedikit berkurang.  Berani mengungkapkan sebuah pendapat melalui media gambar. Mengapa anak-anak diarahkan menggambar gunung? Bertujuan untuk bisa menerima kenyataan bahwa setiap kejadian harus bisa dihadapi.

Proses healing berikutnya adalah relaksasi dengan kegiatan mendongeng dan bermain musik biola oleh Mbak Andin dari Komunitas Pendongeng Lumajang. Peserta diperbolehkan menyimak sambil menikmati makanan ringan yang dibagikan oleh tim.

Sebuah dongeng berjudul Dongeng Bendol disajikan dan sangat menghibur peserta. Beberapa anak bisa menjawab pertanyaan yang sengaja dilempar untuk menarik perhatian dan mengetahui sampai di mana mereka bisa menyerap hikmah dari dongeng.

Adapun pesan dari dongeng adalah setiap anak harus patuh pada orang tua, tidak boleh mengambil barang milik orang lain, dan wajib taat kepada Allah.

Disambung dengan kegiatan meniup balon, proses ini bertujuan memberikan spirit dan menekankan untuk bahagia. Dipimpin oleh Kak Neneng dari Komunitas Pendongeng Lumajang . Peserta melakukan dengan gembira. Berlomba meniupkan udara pada masing-masing balon yang dibagikan oleh tim.

Acara berjalan lancar dan ditutup dengan pembagian sumbangan berupa mainan dan snack.

Di akhir pertemuan dengan para penyintas erupsi, Andy Shiven menemui Ibu Rita, seorang ibu dengan dua anak yang berasal dari Dusun Umbulsari, Desa Sumbermujur. Ibu Rita mengatakan, “Saya sangat kaget saat terjadi erupsi, bingung dan berusaha menyelamatkan diri. Alhamdulillah rumah saya masih aman meski harus mengungsi.”

Kiranya pengalaman menghadapi bencana yang memang tak pernah terduga, menimbulkan bekas yang tidak mudah dihapus dalam ingatan terlebih pada anak-anak. Dalam hal ini, kegiatan trauma healing telah dilakukan sejak pasca erupsi H+3 dan pemberian bersifat material sudah dilakukan sejak peristiwa terjadi.  Apa yang telah  dilakukan oleh tim Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Lumajang  tidak akan berhenti setelah hari ini. Masih banyak anak-anak yang membutuhkan pendampingan dan bantuan untuk menghapus trauma atas bencana erupsi Semeru. Kegiatan ini akan berlanjut di lain kesempatan dengan tempat dan sasaran yang berbeda. Trauma healing hari ini adalah jadwal kedua dari event yang diagendakan. Jadwal berikutnya akan dilaksanakan kembali pada hari Jumat atau Minggu yang akan datang hingga mencapai enam sesi.